Penampilan live Sakura LE SSERAFIM baru-baru ini menuai kritik karena kemampuan vokalnya. Saat encore, ia harus bernyanyi tanpa backing track. Ia terlihat gugup dan ketakutan.
Tekanan Encore dan Penilaian Publik
Banyak yang percaya bahwa tekanan dari sorotan pada penampilan encore menyebabkan Sakura enggan tampil. Interaksi yang tadinya menyenangkan dengan penggemar berubah menjadi cara publik mengukur bakat seseorang.
Perdebatan tentang Kritik
Insiden Sakura memicu perdebatan di kalangan penggemar K-Pop tentang topik kritik. Sementara banyak penggemar membela Sakura, ada juga yang mengkritiknya karena gugup dan menyalahkan mereka yang mengkritik.
Kritik sebagai Bentuk Pertumbuhan
Di sisi lain, banyak yang berpendapat bahwa kritik harus diperbolehkan. Menjadi idola adalah sebuah pekerjaan, bukan hanya cara bagi penyanyi untuk menyalurkan hasrat mereka. Idola harus memenuhi ekspektasi, sama seperti pekerjaan lainnya.
Kritik yang disampaikan tanpa kebencian bukanlah bentuk kebencian. Kritik dapat membantu seseorang mengidentifikasi kelemahan dan meningkatkan diri. Ini juga merupakan bagian dari kebebasan publik untuk mengekspresikan pendapat mereka.
Fenomena Membela Idola Secara Berlebihan
Membela idola secara berlebihan telah menjadi fenomena yang mengkhawatirkan di industri K-Pop. Dengan meningkatnya popularitas K-Pop, banyak penggemar menjadi sangat defensif dan menyerang siapa pun yang tidak setuju. Hal ini menghambat dinamika industri.
“Toxic Positivity”
Beberapa menyebutnya sebagai “toxic positivity”, di mana kritik terhadap idola tidak diperbolehkan meskipun mereka menghasilkan banyak uang dan tidak memberikan performa yang memadai.
Tanpa kritik dan umpan balik yang tepat, industri dan idola tidak akan berkembang. Dilemanya muncul ketika penggemar mengaburkan batasan antara idola sebagai idola dan sebagai manusia.