Takasaki University of Health and Welfare High School di Prefektur Gunma, Jepang, menuai pujian atas langkahnya melindungi siswi cheerleader.
Kasus Pelecehan di Spring Koshien
Pada Turnamen Baseball Sekolah Menengah Atas Jepang (Spring Koshien) tahun lalu, cheerleader Takasaki menjadi korban pelecehan seksual. Voyeur berpura-pura sebagai kru media dan mengambil foto dari bawah rok mereka.
Upaya Pencegahan
Untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut, Takasaki merancang ulang seragam cheerleader dengan mengganti rok dengan celana pendek. Seragam baru ini juga akan mirip dengan kaus yang dikenakan pemain agar sesuai dengan tema olahraga.
Tanggapan Positif
Keputusan ini mendapat respons positif dari publik. Sekolah ini menjadi berita utama di Jepang karena mengubah tampilan dasar pakaian cheerleader tradisional demi alasan keamanan.
Perlindungan dari Trauma
Kohei Shiozawa, guru yang bertanggung jawab atas klub cheerleader Takasaki, mengatakan bahwa perancangan ulang ini bertujuan untuk melindungi siswi dari “trauma emosional seumur hidup.”
Bukan Upaya Pertama
Takasaki bukan satu-satunya sekolah menengah di Jepang yang berupaya melindungi cheerleader dari pelecehan. Beberapa sekolah mewajibkan siswi mengenakan lengan panjang di bawah kaus meskipun cuaca panas. Sekolah lain terus mengingatkan siswi untuk meletakkan handuk di pangkuan saat duduk sambil mengenakan rok.
“Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami tidak pernah tahu di mana dan bagaimana voyeur akan muncul, jadi upaya pencegahan kami masih dalam tahap coba-coba. Sulit,” kata Reika Kuroda, guru yang mengawasi tim cheerleader di sekolah lain.