Sebuah lembaga pendidikan tinggi ternama di Korea Selatan, Seoul Institute of the Arts, tengah menjadi sorotan setelah kebijakannya yang kontroversial. Kampus yang melahirkan banyak selebriti Korea, termasuk Yoo Jae Suk dan Solbin dari LABOUM, dikritik karena menuntut mahasiswinya untuk membuktikan ketidakhadiran mereka terkait menstruasi dengan tes urine.
Tes Urine Sebagai Bukti Ketidakhadiran
Berdasarkan pengumuman di situs web Seoul Institute of the Arts, mahasiswi yang ingin mengajukan alasan ketidakhadiran karena menstruasi harus menyerahkan sampel urine sebagai bukti. Kebijakan ini menuai kecaman dari berbagai pihak, yang menganggapnya sebagai pelanggaran privasi dan penghinaan terhadap perempuan.
Reaksi Publik dan Kritik
Kebijakan kontroversial ini telah memicu kemarahan publik dan kritik dari berbagai kalangan. Banyak yang menilai kebijakan ini sebagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan tidak sensitif terhadap isu kesehatan reproduksi.
Tanggapan Kampus
Sejauh ini, pihak kampus belum memberikan tanggapan resmi mengenai kebijakan kontroversial ini. Namun, desakan publik untuk mencabut kebijakan ini semakin kuat.
Perdebatan Etika dan Privasi
Kejadian ini kembali membuka perdebatan tentang etika dan privasi dalam konteks pendidikan. Banyak yang mempertanyakan perlunya tes urine sebagai bukti ketidakhadiran, mengingat menstruasi merupakan proses alami yang dialami perempuan.
Kejadian ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendorong kampus-kampus di Korea Selatan untuk lebih peka terhadap isu-isu perempuan dan kesehatan reproduksi.