Dari Bintang Pop Menjadi Pembunuh: Kisah “Pembunuh Sihir”

Nur Maxnah binti Ismail, yang dikenal dengan nama panggung Mona Fandey, memulai kariernya sebagai penyanyi dan penari sejak dini. Ia merilis album pertamanya, Diana, pada tahun 1987. Namun, kariernya tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan.

Setelah kegagalan tersebut, Mona dan suaminya, Mohamad Nor Affandi Abdul Rahman, beralih ke praktik perdukunan. Mona menjadi seorang bomoh, atau dukun Malaysia, yang populer di kalangan orang kaya dan terkenal.

Dengan kekayaan yang diperolehnya dari klien-kliennya yang kaya, Mona mampu memiliki mobil mewah dan beberapa rumah mewah. Pada tahun 1993, seorang politisi bernama Mazlan Idris meminta bantuan Mona dan suaminya untuk mengamankan posisi sebagai kepala pemerintahan di Pahang.


Setelah membayar sebagian biaya jasa mereka, yang mencakup jimat yang terbuat dari barang-barang milik presiden pertama Indonesia, Mazlan dilaporkan hilang. Mona dikabarkan melakukan belanja besar-besaran dan menjalani operasi plastik di wajahnya.

Asisten pasangan itu ditangkap dan diinterogasi pada 13 Juli atas tuduhan yang tidak terkait, yang akhirnya mengarah pada penemuan tubuh Mazlan yang dimutilasi dan sebagian dikuliti, terkubur di sebuah lubang yang ditutupi semen di salah satu propertinya. Di lokasi kejadian juga ditemukan altar, patung dewa, pisau, dan kapak.

Pada bulan Agustus, pasangan itu dan asistennya ditangkap dan didakwa atas pembunuhan Mazlan. Mona juga dicurigai dalam beberapa pembunuhan lain di mana barang-barang gaib diduga ditemukan.

Persidangan pun berlangsung, dan akhirnya, ketiganya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Salah satu hal yang paling menonjol dari persidangan adalah perilaku Mona. Ia tampak menyalurkan karier sebelumnya, berpakaian mewah dan menganggap orang-orang yang tertarik pada persidangan sebagai “penggemarnya”.


Pada tanggal 2 November 2001, ketiganya digantung. Mona dilaporkan mengucapkan kata-kata terakhirnya, “Aku tidak akan pernah mati.”

Pada tahun 2006, sebuah film berjudul Dukun, yang didasarkan pada kehidupan dan kejahatan Mona, difilmkan tetapi tidak dirilis hingga tahun 2018.


Kegagalan karier Mona mungkin telah membawanya untuk mencari kekayaan dengan cara yang dilakukannya, memungkinkannya untuk menjadi sorotan untuk terakhir kalinya saat ia menghadapi konsekuensi dari kejahatannya.