HYBE Dituding Merusak Industri K-Pop

Kualitas Menurun

Warganet Korea Selatan (Korsel) menyuarakan keprihatinan mereka atas menurunnya kualitas industri K-Pop, yang mereka tuduhkan disebabkan oleh HYBE. Dalam sebuah postingan viral di komunitas online Nate Pann, seorang pengguna anonim (OP) menyatakan bahwa “HYBE sedang menghancurkan K-Pop.”

Sebelumnya, K-Pop dikenal dengan standar kualitasnya yang tinggi. Hanya talenta terbaik yang berhasil debut setelah menjalani pelatihan bertahun-tahun. Namun, tradisi ini mulai runtuh ketika perusahaan seperti HYBE mendebutkan trainee dengan pelatihan yang minim.

OP mencontohkan Wonhee dari ILLIT yang tampil di acara “R U Next?” hanya dengan beberapa minggu pelatihan sebelum debut. Begitu pula dengan Kazuha dari LE SSERAFIM yang debut dengan pelatihan sekitar enam bulan.

OP berpendapat bahwa sementara perusahaan “Big 3” seperti SM Entertainment, JYP Entertainment, dan YG Entertainment mendebutkan trainee mereka secara bertahap, HYBE “hanya mengeluarkan anak-anak dengan keterampilan yang kurang untuk produksi massal, sambil mengklaim mereka sebagai adik dari BTS.” Hal ini dianggap sebagai awal dari kehancuran K-Pop.

Pengaruh Penggemar

OP juga menyoroti peran penggemar HYBE yang memperburuk situasi dengan menerima keterampilan yang kurang dari idola, memaafkan penampilan yang buruk, dan membela mereka secara membabi buta. Postingan tersebut telah menarik lebih dari 1.500 upvotes, menunjukkan dukungan yang luar biasa dari warganet.

Kritik terhadap HYBE

Warganet lain juga mengungkapkan persetujuan mereka. Mereka mengkritik HYBE atas taktik tidak nyaman yang mereka gunakan, seperti menaikkan harga konser dan manipulasi streaming musik.

“Setidaknya perusahaan lain tidak mendebutkan kambing,” komentar seorang warganet.

“Cara mereka menaikkan jumlah streaming musik sangat nyata. Melihat tangga lagu musik, rasanya seperti melihat penyanyi tanpa wajah atau bintang Instagram,” tambah yang lain.

HYBE sebagai Konglomerat

Kekhawatiran ini diperkuat oleh berita bahwa HYBE telah menjadi konglomerat, menjadikannya perusahaan hiburan pertama yang melakukannya. Selain itu, penampilan LE SSERAFIM yang mendapat kritik di Coachella semakin memperburuk reputasi perusahaan.

Warganet menyerukan tindakan untuk mencegah komersialisasi industri hiburan dan melindungi kualitas K-Pop.