Sejak awal tahun 2000-an, Korea Selatan telah mengalami penurunan angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas berkat berbagai upaya keselamatan jalan. Namun, perilaku mengemudi berisiko, termasuk mengemudi dalam keadaan mabuk, masih terus menyebabkan cedera dan kematian terkait lalu lintas setiap tahun.
Aturan Baru untuk Atasi Masalah Serius
Sebelum tahun 2018, batas kadar alkohol dalam darah (BAC) untuk mengemudi di Korea Selatan adalah 0,05%. Namun, tragedi yang merenggut nyawa seorang gadis muda akibat pengemudi mabuk pada tahun 2018 menjadi titik balik. Kejadian ini memicu kemarahan publik dan mendorong pemerintah untuk memperketat aturan mengemudi dalam keadaan mabuk.
Aturan yang Lebih Ketat
Sebagai respons terhadap tragedi tersebut, pemerintah Korea Selatan memberlakukan aturan baru pada bulan Juni 2018. Batas BAC untuk mengemudi diturunkan menjadi 0,03%, dan hukuman bagi pengemudi mabuk diperberat. Aturan ini juga mencakup larangan mengemudi bagi mereka yang memiliki BAC di atas 0,05%, bahkan jika mereka tidak sedang mengemudi.
Dampak dari Aturan Baru
Aturan baru ini telah menunjukkan dampak positif dalam mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengemudi mabuk. Data menunjukkan penurunan signifikan dalam jumlah kematian dan cedera terkait dengan mengemudi dalam keadaan mabuk sejak aturan baru diberlakukan.
Meningkatkan Kesadaran
Selain aturan baru, pemerintah Korea Selatan juga meningkatkan kampanye kesadaran publik tentang bahaya mengemudi dalam keadaan mabuk. Kampanye ini bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dan mendorong mereka untuk memilih transportasi alternatif atau tidak mengemudi jika mereka telah mengonsumsi alkohol.
Langkah Maju untuk Keselamatan Jalan
Perubahan aturan mengemudi dalam keadaan mabuk di Korea Selatan menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan keselamatan jalan. Aturan yang lebih ketat dan kampanye kesadaran publik diharapkan dapat terus mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dan menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman bagi semua orang.