Album-album ‘Nugu’ dari Grup-Grup K-Pop Jadi Bebek Bisnis Online!

Baru-baru ini, sebuah cerita kontroversial meramaikan dunia K-Pop ketika album-album dari grup-grup yang kurang dikenal dijual secara online. Seorang penggemar menemukan album berstempel tangan dari beberapa grup ‘Nugu’ yang aslinya diberikan kepada grup senior dan dijual di eBay.

Kasus Jang Yubin dan Permintaan Maafnya

Beberapa waktu lalu, Jang Yubin dari MIRAE membuat heboh karena mencantumkan hadiah dari penggemar sebagai barang bekas di aplikasi marketplace. Akhirnya, ia meminta maaf kepada penggemar yang bersangkutan. Namun, rupanya, MIRAE bukan satu-satunya grup dari DSP Media yang diduga mencantumkan barang di aplikasi jual-beli bekas.

Album ‘Nugu’ Menjadi Objek Jualan

Ketika cerita ini menjadi viral di media sosial, seorang netizen mengungkap bahwa MIRAE bukan satu-satunya grup yang terlibat. Mereka menemukan daftar album ‘Nugu’ yang sebelumnya diberikan kepada grup senior dan dijual secara online. Grup-grup seperti LOOΠΔ ODD EYE CIRCLE, SHA SHA, dan DreamNote terlihat mencantumkan album debut mereka, yang ternyata dijual kepada girl group April, grup campuran KARD, dan April lagi, masing-masing.

“Nugu” Groups: Mengenal Grup yang Kurang Dikenal

Untuk yang belum tahu, istilah “Nugu” mengacu pada grup-grup K-Pop yang kurang mendapat publisitas, kurang terkenal di kalangan umum, atau bahkan tidak dikenal di kalangan penggemar K-Pop. “Nugu” sendiri merupakan kata dalam bahasa Korea yang berarti “siapa” atau “apa,” mencerminkan pertanyaan umum: “Siapa itu?” Inilah mengapa istilah “grup Nugu” digunakan untuk grup yang kurang dikenal di kalangan masyarakat umum dan bahkan di antara penggemar K-Pop.

Kontroversi dan Dampaknya

Terkadang, barang-barang ini dijual oleh perusahaan artis tanpa persetujuan mereka, menciptakan kontroversi di antara penggemar. Bahkan, sebuah penghargaan grup ditemukan di sebuah toko barang bekas, memicu kemarahan para penggemar.

Semua kejadian ini menciptakan pertanyaan serius tentang etika di industri K-Pop dan mengingatkan kita bahwa popularitas tidak selalu mencerminkan kualitas. Meski menjadi sorotan, kita harus tetap mendukung musisi dan menghargai karya mereka tanpa merendahkan nilai seni yang telah mereka hasilkan.