Dampak Pertikaian Lee Kang In dan Son Heung Min pada Kekalahan Korea Selatan di Semifinal Piala Asia

Pertikaian Memicu Keretakan Tim

Ketegangan antara Son Heung Min dan Lee Kang In memuncak dalam insiden sebelum pertandingan, di mana Son mencengkeram kerah Lee dan Lee membalas dengan pukulan. Pertikaian ini menyebabkan perpecahan yang signifikan dalam tim, dengan beberapa anggota bahkan meminta Pelatih Jurgen Klinsmann untuk mengeluarkan Lee dari susunan pemain inti melawan Yordania. Meskipun terjadi pertikaian internal, Klinsmann memilih untuk menurunkan kedua pemain tersebut — sebuah keputusan yang kini menjadi sorotan mengingat performa tim.

Upaya Son untuk Menyatukan Tim

Selama pertandingan melawan Yordania, Son Heung Min, yang dikenal dengan kepemimpinan dan kemampuan playmaking-nya, melakukan upaya yang signifikan untuk melibatkan Lee Kang In dalam permainan, dengan mengoper bola kepadanya sebanyak 10 kali. Ini merupakan peningkatan interaksi yang signifikan dari babak pertama, di mana Son hanya mengoper bola ke Lee sekali. Strategi Son tampaknya bertujuan untuk mengintegrasikan Lee ke dalam permainan, meskipun terjadi konflik pada hari sebelumnya, menunjukkan upaya profesional untuk mengatasi keluhan pribadi demi keuntungan tim.

Tanggapan Lukewarm Lee Kang In

Lee Kang In, di pihaknya, membuat 55 operan sepanjang pertandingan, tetapi interaksinya dengan Son sangat minim — terutama di babak pertama, di mana ia tidak mengoper bola ke Son sama sekali. Di babak kedua, Lee mengoper bola ke Son tiga kali, menunjukkan upaya yang suam-suam kuku untuk membalas upaya Son memperbaiki hubungan mereka di lapangan.

Dampak pada Performa Tim

Dinamika hubungan ini berdampak nyata pada performa tim secara keseluruhan. Statistik pertandingan mengungkapkan kisah peluang yang hilang dan kurangnya kolaborasi yang efektif antara dua pemain kunci Korea Selatan. Yordania memanfaatkan perpecahan ini, mempertahankan garis pertahanan yang tinggi dan menghambat serangan Korea Selatan, yang menyebabkan permainan tanpa tembakan efektif ke gawang dari pihak Korea.

Kritik dan Pelajaran

Para kritikus berpendapat bahwa ketegangan yang belum terselesaikan antara Son dan Lee mungkin telah berkontribusi pada kurangnya kekompakan dan efektivitas tim di lapangan. Sementara Son berusaha menjembatani kesenjangan antara dirinya dan Lee, interaksi Lee yang tertutup, terutama dalam mengoper bola ke Son, mungkin mencerminkan efek yang masih ada dari pertikaian mereka. Pertandingan melawan Yordania merupakan bukti bahwa konflik individu dapat merusak semangat dan kinerja tim. Ketidakmampuan Korea Selatan untuk memanfaatkan ruang di belakang pertahanan Yordania — meskipun ada peluang taktis yang tersedia — adalah contoh lain dari pentingnya persatuan dan saling mendukung di antara anggota tim.