Gelombang Kemarahan Fans Terhadap Komentar Berbau Rasial di Pann Mengenai Idol Rookie HYBE

Sebuah postingan di situs komunitas Korea Selatan yang populer, Pann Nate, telah memicu kontroversi karena menyoroti masalah yang terus berlanjut terkait rasisme dalam industri K-Pop. Dohoon dari TWS, sayangnya, menjadi pusat perdebatan ini, karena idol rookie HYBE ini menjadi sasaran terbaru komentar rasis.

Postingan tersebut, yang kini telah dilihat lebih dari 70.000 kali dan menjadi trending di peringkat #4 di situs tersebut, menyertakan dua gambar TWS yang berfokus pada Dohoon. Pembuat postingan asli menyebutkan warna kulit Dohoon, bahkan mengatakan, “Menurutku warna kulit memainkan faktor yang sangat besar. Begitu aku menyadari betapa gelapnya warna kulitnya, aku berhenti berpikir dia tampan.”


Yang lebih mengecewakan bagi penggemar K-Pop global adalah kenyataan bahwa orang Korea lainnya ikut berkomentar dengan nada menghina, memperkuat stereotip negatif. Komentar seperti “Sepertinya dia akan pandai menjual mangga di Filipina,” dan “Jadi… Ini yang kalian coba lawan dengan Wonbin [RIIZE]?” membuat banyak penggemar terkejut dan kecewa. Sentimen yang diungkapkan dalam komentar seperti “Apa dia bukan orang Korea…?” hanya menambah kemarahan yang semakin besar.

Fans internasional tidak tinggal diam dalam menghadapi rasisme ini. Platform media sosial dipenuhi dengan gelombang dukungan untuk Dohoon dan kecaman terhadap komentar-komentar yang menyinggung tersebut. Di Twitter (sekarang dikenal sebagai X), para penggemar bersatu untuk menyuarakan pendapat mereka.

Banyak yang mengungkapkan kekecewaan mereka, dengan beberapa menyebut komentar tersebut sebagai “menjijikkan”. Yang lain memilih untuk mengutuk mereka yang bertanggung jawab meninggalkan komentar seperti itu di bawah foto seorang idol muda seperti Dohoon, mengatakan bahwa mereka harus “membusuk di neraka”.

Insiden yang melibatkan Dohoon menyoroti masalah yang sedang berlangsung dalam industri K-Pop dan masyarakat Korea. Rasisme, prasangka atau diskriminasi berdasarkan warna kulit, tetap menjadi masalah yang mengakar. Sementara penggemar internasional terus menuntut perubahan, penting bagi industri dan masyarakat secara keseluruhan untuk mengatasi masalah ini secara langsung dan berupaya menuju masa depan yang lebih inklusif dan menerima.

Bakat dan potensi Dohoon harus dirayakan, bukan dihina dengan komentar rasis tentang warna kulitnya. Ketika para penggemar bersatu di sekitarnya dan mengangkat suara mereka untuk menentang komentar-komentar yang menyinggung ini, harapannya adalah insiden seperti itu akan menjadi katalisator bagi perubahan positif dalam komunitas K-Pop dan sekitarnya.