Perjuangan Changmin dari Dikritik Teman hingga Jadi Bintang

Pernahkah kamu membayangkan jika teman dekatmu meragukan kemampuanmu? Nah, itulah yang dialami oleh Changmin, atau yang lebih dikenal sebagai Max, salah satu anggota TVXQ yang kini menjadi legenda di industri musik Korea. Kisahnya? Menarik banget!

Kebetulan yang Mengubah Segalanya

Semuanya dimulai di lapangan bulu tangkis saat Changmin sedang bermain di kelas olahraganya. Seorang karyawan dari SM Entertainment melihatnya dan memberikan kartu bisnis mereka. Yang mengejutkan, reaksi seorang teman Changmin justru kurang mendukung.

Bukannya girang karena Changmin di-“street cast,” temannya justru meremehkan. “Kamu tidak memiliki cukup bakat untuk menjadi penyanyi,” kata temannya, menggambarkan keputusasaan.

Dukungan Ibu yang Membuat Beda

Meski demikian, Changmin tidak membuat gaduh. Dia malah menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Ternyata, sang ibu menjadi pendukung terbesarnya dan memberinya dorongan yang diperlukan. “Ibuku penasaran dan berkata, ‘Ayo coba saja,'” ungkap Changmin.

Tanpa memiliki kemampuan menari atau menyanyi, Changmin mengikuti audisi SM Entertainment dan berhasil lolos. Meski awalnya “tidak ingin menjadi penyanyi,” Changmin malah menjalani pelatihan selama satu setengah tahun dan debut bersama TVXQ saat usianya baru 15 tahun.

Dari Tidak Berpikir Apa-apa hingga Menjadi Idola Berpengalaman

“Saya hanya melakukan apa yang mereka katakan. Saya hanya tidak memiliki pemikiran,” ujar Changmin, menggambarkan dedikasinya dalam menjalani pelatihan.

Kini, Changmin bukan hanya menjadi idola berpengalaman dalam grup legendaris, tapi juga memiliki karier solo yang sukses. Bahkan, ia telah menjadi ayah dari seorang anak dengan istrinya yang bukan dari kalangan selebriti.

Jika Changmin tidak membuktikan temannya salah dengan mengikuti audisi dan berlatih keras, hidupnya mungkin akan berjalan berbeda. Mungkin saja kita akan mengenalnya sebagai seorang reporter olahraga, sesuai dengan mimpinya awalnya.

Kisah Changmin memang mengajarkan kita bahwa terkadang, keyakinan dari orang terdekat bisa menjadi pemicu untuk membuktikan bahwa kita bisa melampaui batasan yang diberikan oleh orang lain.